ASKEB PKK I : MANAJEMEN KEBIDANAN IBU HAMIL

|


BAB II
TINJAUAN TEORI

KONSEP DASAR TEORI MEDIS HAMIL FISIOLOGIS


A.           DEFINISI
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari. (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu :
Trimester   I        : dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan kehamilan.
Trimester   II       : dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 bulan kehamilan.
Trimester  III       : dimulai dari bulan ke 7 sampai 9 bulan.
(Saifuddin, 2002 : 89 )
Selengkapnya silahkan klik link berikut ini : DOWNLOAD

ASKEB PKK I : MANAJEMEN KEBIDANAN WUS DENGAN DISMENORHOE

|

BAB II

TINJAUAN TEORI

WUS DENGAN DISMENORHOE



A.           DEFINISI

Mioma merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus  dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibrimioma, leimioma atau fibro. (Hanifa, 1997).

B.            PATOGENESIS

Meyer De Snoo mengajukan teori cell nest atau genitobast, percobaan lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromotosa baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromontosa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat progesterone atau testostsa. Puuka dan kawan-kawan menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih banyak didapati dari miometrium normal. Menurut Meyer asal mioma adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang matur.

C.           PATOLOGI ANATOMI

Menurut letaknya mioma dapat dibagi sebagai berikut :
Mioma sub mukosa, berada dibawah endometrium dan menonjol kedalam rongga uterus.
Mioma intramual, terdapat di dinding uterus diantara serabut miometrium.
Mioma sub serosum, apabila tumbuh keluar di dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa.
Jarang sekali ditemukan satu mioma saja dalam satu uterus, apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde / pusaran air (whorl like pottrn), dengan pseudocopsule yang terdiri jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini.


Selengkapnya silahkan klik link berikut ini : DOWNLOAD

ASKEP PKK I : Manajemen Kebidanan Pada Ibu Bersalin Fisiologis

|


BAB I
PENDAHULUAN


A.          LATAR BELAKANG
Keluarga sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik diantaranya dari segi ibu dan anak, adalah merupakan pertimbangan yang penting telah hampir satu abad ini kita berupaya agar dapat menolong ibu melahirkan dengan baik dan mendapatkan anak yang sehat. Dalam ilmu keperawatan ada ilmu asuhan keperawatan maka di dalam kebidanan terdapat asuhan kebidanan yang terdiri 7 langkah yang disebut 7 langkah Varney yang memudahkan dalam pemberian pelayanan asuhan kebidanan.
Pada saat ini angka kematian ibu dan angka kematian perinatal              di Indonesia masih terlalu tinggi. Menurut survei Demografi dan kesehatan Indonesia   ( SDKI, 2007 ) Angka kematin ibu adalah 307 per 100. 000 kelahiran hidup dan angka perinatal adalah 20 per 1.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain maka angka kematian ibu di Indonesia adalah 15 kali kematian ibu di Malaysia 10 kali lebih tinggi dari pada Thailand, atau 5 kali lebih tinggi dari Filiphina.
Untuk menurunkan angka kematian tersebut perlu diadakan peningkatan mutu pelayanan yang salah satunya adalah dengan melakasanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

B.           TUJUAN OPERASIONAL
Tujuan dalam penyusunan laporan kasus ini antara lain :
Penulis mampu :
1.            Menerapkan Manajemen Asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
2.            Meningkatkan ilmu pengetahuan serta ketrampilan khususnya dalam memberikan Asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
3.            Merupakan salah satu syarat Untuk Memenuhi Nilai Praktek KliniK Kebidanan I Pada semester II


C.          METODOLOGI DAN TEHNIK PENULISAN
Dalam laporan kasus ini, digunakan metode deskriptif, yaitu pengumpulan data dengan apa yang ada dan terjadi pada waktu observasi. Sedangkan teknik penulisannya adalah :
1.      Wawancara
Yaitu pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak, misal : dokter, bidan, perawat, keluarga, suami maupun penderita yang dikaji.
2.      Observasi Partisipasi
Yaitu pengumpulan data dengan secara langsung terhadap pasien maupun dalam pemberian Asuhan Kebidanan.



3.      Studi Pustaka
Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari literatur sesuai dengan judul, guna menambah pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin.

D.          SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memperoleh gambar yang lebih jelas dan berkesinambungan tentang pembahasan studi kasus ini, maka dicantumkan sistematika penyusunan studi kasus yang sistematis, sebagai berikut :
BAB  I   PENDAHULUAN                                                                            
A.    Latar Belakang    
B.     Tujuan Penulisan  
C.     Metodologi dan Tehnik Penulisan
D.    Sistematika Penulisan

BAB II  TINJAUAN TEORI
A.           Pengertian
B.           Faktor-faktor yang Berperan dalam Persalinan
C.           Sebab-sebab Mulainya Persalinan
D.           Tanda-tanda mulainya persalinan
E.            Pembagian Tahap persalinan
F.            Mekanisme Persalinan
G.           Penatalaksanaan Persalinan

BAB III TINJAUAN KASUS                                                                  
Manajemen kebidanan pada Ny. A. G1P0A0 umur 22 tahun hamil 40 minggu Persalinan Fisiologis
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V  PENUTUP                                                                                   
A.    Kesimpulan
B.     Saran
                                              

DAFTAR PUSTAKA

Selengkapnya silhkan klik link berikut ini : DOWNLOAD

ASKEB PKK I : MANAJEMEN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR (BBL)

|

BAB I
PENDAHULUAN


A.          LATAR BELAKANG
Keluarga sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik diantaranya dari segi ibu dan anak, adalah merupakan pertimbangan yang penting telah hampir satu abad ini kita berupaya agar dapat menolong ibu melahirkan dengan baik dan mendapatkan anak yang sehat.Dalam ilmu keperawatan ada ilmu asuhan keperawatan maka di dalam kebidanan terdapat asuhan kebidanan yang terdiri 7 langkah yang disebut 7 langkah Varney yang memudahkan dalam pemberian pelayanan asuhan kebidanan.
Pada saat ini angka kematian ibu dan angka kematian perinatal              di Indonesia masih terlalu tinggi. Menurut survei Demografi dan kesehatan Indonesia   ( SDKI, 2007 ) Angka kematin ibu adalah 307 per 100. 000 kelahiran hidup dan angka perinatal adalah 20 per 1.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain maka angka kematian ibu di Indonesia adalah 15 kali kematian ibu di Malaysia 10 kali lebih tinggi dari pada Thailand, atau 5 kali lebih tinggi dari Filiphina.
Untuk menurunkan angka kematian tersebut perlu diadakan peningkatan mutu pelayanan yang salah satunya adalah dengan melakasanakan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir

B.           TUJUAN OPERASIONAL
Tujuan dalam penyusunan laporan kasus ini antara lain :
Penulis mampu :
1.            Menerapkan Manajemen Asuhan kebidanan pada BBL
2.            Meningkatkan ilmu pengetahuan serta ketrampilan khususnya dalam memberikan Asuhan kebidanan pada BBL
3.            Merupakan salah satu syarat Untuk Memenuhi Nilai Praktek KliniK Kebidanan I Pada semester II


C.          METODOLOGI DAN TEHNIK PENULISAN
Dalam laporan kasus ini, digunakan metode deskriptif, yaitu pengumpulan data dengan apa yang ada dan terjadi pada waktu observasi. Sedangkan teknik penulisannya adalah :
1.      Wawancara
Yaitu pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak, misal : dokter, bidan, perawat, keluarga, suami maupun penderita yang dikaji.
2.      Observasi Partisipasi
Yaitu pengumpulan data dengan secara langsung terhadap pasien maupun dalam pemberian Asuhan Kebidanan.



3.      Studi Pustaka
Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari literatur sesuai dengan judul, guna menambah pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin.

D.          SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memperoleh gambar yang lebih jelas dan berkesinambungan tentang pembahasan studi kasus ini, maka dicantumkan sistematika penyusunan studi kasus yang sistematis, sebagai berikut :
BAB  I   PENDAHULUAN                                                                            
A.    Latar Belakang    
B.     Tujuan Penulisan  
C.     Metodologi dan Tehnik Penulisan
D.    Sistematika Penulisan

BAB II  TINJAUAN TEORI
A.  Pengertian
B.  Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Fisiologis
C.  Perubahan Fisiologis Pada BBL 
D.  Penilaian Awal  Pada BBL 
E.   Pemeriksaan BBL
F.   Pemantauan BBL
G.  Penatalaksanaan BBL

BAB III TINJAUAN KASUS                                                                  
Manajemen kebidanan pada Bayi Baru Lahir
BAB IVPEMBAHASAN
BAB V  PENUTUP                                                                                   
A.    Kesimpulan
B.     Saran
                                              

DAFTAR PUSTAKA

Selengkapnya silahkan klik link di bawah ini download

KTI KEPERAWATAN JIWA HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN

|


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
Dalam dunia masa kini yang terus-menerus berubah terdapat banyak sumber tekanan, frustasi dan konflik yang menimbulkan stress fisik dan mental pada kita, baik perorangan maupun kelompok.  Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga secara somato-psiko-sosial.  (Maramis, 2005, p. 118).
Gaya hidup dan persaingan hidup menjadi semakin tinggi, hal ini disebabkan karena tuntutan akan kebutuhan ekonomi, sandang, pangan, dan papan, pemenuhan kebutuhan kasih sayang, rasa aman dan aktualisasi diri dapat berakibat tingginya tingkat stress dikalangan masyarakat.  Jika individu kurang atau tidak mampu dalam menggunakan mekanisme koping dan gagal dalam beradaptasi maka individu akan mengalami berbagai penyakit baik fisik maupun mental (Rasmun 2004, p. 1).
Prevalensi gangguan kesehatan jiwa di Indonesia menurut hasil study Bahar dkk (1995) adalah 18,5 %, yang berarti dari 1000 penduduk terdapat sedikitnya 185 penduduk dengan gangguan kesehatan jiwa atau tiap rumah tangga terdapat seorang anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.  Jika hasil studi dapat dijadikan dasar maka tidak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi berkisar antara 20-60 per 1000 penduduk, seperti yang tercantum pada sistem kesehatan nasional.  (Hamid, 2000)
Gangguan jiwa yang banyak ditemukan adalah gangguan jiwa berat atau biasa disebut skizofrenia.  Perkiraan angka ini disampaikan Dr LS Chandra ,SpKJ dari Sanatarium Dharmawan Jakarta Selatan.  Tiga per empat dari jumlah pasien  skizofrenia umumnya dimulai diusia 16 sampai 25 tahun pada laki-laki.  Pada kaum perempuan,  skizofrenia biasanya mulai diidap pada usia 25 hingga 30 tahun.  Penyakit yang satu ini cenderung menyebar di antara anggota keluarga sedarah.
Salah satu jenis skizofrenia adalah skizofrenia katatonik yang memiliki gambaran klinis, seperti stupor, gaduh gelisah, menampilkan posisi tubuh tertentu dan mempertahankannya negativisme, ragiditas, serta “Command automatism” (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah dan pengulangan kata serta kalimat). Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik atau alkohol dan obat-obatan serta dapat terjadi pada gangguan afektif (Stuart, 2006). Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti pikiran, perasaan, sensasi somatik dengan impuls dan stimulus eksternal.
Salah satu gejala umum skizofrenia adalah halusinasi, halusinasi ada beberapa macam dan salah satunya adalah halusinasi pendengaran dan penglihatan.  Klien dengan halusinasi pendengaran dan penglihatan seringkali mendengar suara-suara dan melihat suatu objek yang langsung ditunjukkan pada klien dan biasanya isi suara dan objek yang dilihat tersebut tidak menyenangkan, bersifat menghina dan menuduh.  Hal ini menyebabkan klien tidak tenang, gelisah, merasa tidak aman, dan akhirnya menimbulkan kekerasan yang berkepanjangan.  (Rasmun, 2001)
Gangguan persepsi yang paling sering terjadi adalah halusinasi. Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersiapkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.  Suatu penerapan panca indera tanpa ada rangsangan dari luar.  Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus eksteren :   persepsi palsu.  (Maramis, 2005)
Dengan melihat begitu banyaknya orang yang terkena gangguan jiwa, penulis tertarik untuk memberikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Ganguan Persepsi Sensori Halusinasi Pedengaran dan Penglihatan di RSJP Prof. Dr. Soeroyo Magelang.
Selengkapnya silahkan klik link download di bawah ini:

KTI KEPERAWATAN JIWA HALUSINASI PENGLIHATAN

|


-BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang Masalah
Dalam dunia masa kini yang terus-menerus berubah terdapat banyak sekali sumber tekanan, frustasi dan konflik yang menimbulkan stress fisik dan mental pada kita, baik perorangan maupun kelompok. Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga secara somato-psikososial (Maramis, 2005 : 118).
Gaya hidup dan persaingan hidup menjadi semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena tuntutan akan kebutuhan ekonomi, sandang, pangan dan papan, pemenuhan kebutuhan kasih sayang, rasa aman dan aktualisasi diri dapat berakibat tingginya tingkat stress di kalangan masyarakat. Jika individu kurang atau tidak mampu dalam menggunakan mekanisme koping dan gagal dalam beradaptasi maka individu akan mengalami berbagai penyakit baik fisik maupun mental (Rasmun, 2004 : 1).
Prevalensi gangguan kesehatan jiwa di Indonesia menurut hasil studi Bahar dkk (1995) adalah 18,5%, yang berarti dari 1000 penduduk terdapat sedikitnya 185 penduduk dengan gangguan kesehatan jiwa atau tiap rumah tangga terdapat seorang anggota keluarga yang menderita gangguan kesehatan jiwa.

Gangguan jiwa yang banyak ditemukan adalah gangguan jiwa berat atau biasa disebut skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan kognitif dan persepsi. Gejala negatifnya antara lain seperti avolition (menurunnya minat dan dorongan), berkurangnya keinginan bicara dan miskinnya isi pembicaraan, afek yang datar, serta terganggunya relasi personal.
Sekitar satu persen penduduk dunia mengidap skizofrenia pada suatu waktu dalam hidupnya. Di Indonesia diperkirakan satu sampai dua persen penduduk atau sekitar dua sampai empat juta jiwa akan terkena penyakit ini. Bahkan sekitar sepertiga dari sekitar satu sampai dua juta yang terjangkit penyakit skizofrenia ini atau sekitar 700 ribu hingga 1,4 jiwa kini sedang mengidap skizofrenia. Perkiraan angka ini disampaikan Dr. LS Chandra, SpKJ dari Sanatorium Dharmawangsa Jakarta Selatan. Tiga per empat dari jumlah pasien skizofrenia umumnya dimulai pada usia 16 sampai 25 tahun pada laki-laki. Pada kaum perempuan, skizofrenia biasanya mulai diidap pada usia 25 hingga 30 tahun. Penyakit yang satu ini cenderung menyebar di antara anggota keluarga sedarah.
Salah satu jenis skizofrenia adalah adalah skizofrenia katatonik yang memiliki gambaran klinis, seperti stupor, gaduh gelisah, menampilkan posisi tubuh tertentu dan mempertahankannya negativisme, ragiditas, serta “Command automatism” (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah dan pengulangan kata serta kalimat). Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik atau alkohol dan obat-obatan serta dapat terjadi pada gangguan afektif Stuart (2006). Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti pikiran, perasaan, sensasi somatik dengan impuls dan stimulus eksternal.
Gangguan persepsi yang paling sering terjadi adalah halusinasi. Menurut Maramis (2005), “halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren : persepsi palsu”.
Dengan melihat begitu banyaknya orang yang terkena gangguan jiwa penulis tertarik untuk memberikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Penglihatan di RSJP Prof. Dr. Soeroyo Magelang.
Untuk mengetahui selengkapnya silahkan klik link pada masing-masing bab berikut ini :

KTI KEPERAWATAN ANAK DENGAN GASTROENTERITIS

|


BAB I
PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal guna terciptanya masyarakat, bangsa dan negara dengan penduduk hidup sehat dalam lingkungan yang sehat dan memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang optimal diseluruh Indonesia (Depkes, 2001).
Sejalan dengan ini tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia maka seseorang dikatakan sehat bila dalam keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi ( Depkes RI, 2001). Sehubungan dengan hal tersebut maka secara umum pelayanan kesehatan di Indonesia dilakukan dengan upaya peningkatan melalui usaha promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif. Kesemuanya ini akan diharapkan akan tercapai tujuan pelayanan prima seperti: mempercepat penyembuhan, mengurangi angka kematian, kesakitan dan mengurangi kemungkinan tertularnya penyakit yang sama (Ngatimin, 1999).
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat banyak dipengaruhi oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Upaya penyelenggaraan dilakukan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, kelompok dan masyarakat (Syaifuddin, 2000).
Menurut Word Health Organization (WHO) menyatakan bahwa tujuh dari sepuluh kematian anak di negara berkembang dapat disebabkan oleh lima penyebab utama yakni salah satunya adalah gastroenteritis yang masih merupakan salah satu penyebab utama mortalitas anak-anak di berbagai negara yang sedang berkembang. Setiap tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis sebanyak 3,3 juta kasus gastroenteritis pada balita setiap tahun dengan 2-3 % kemungkinan jatuh kedalam keadaan dehidrasi. Data Departemen Kesehatan RI, menyebutkan bahwa angka penyakit gastroenteritis di Indonesia saat ini adalah 230-342 per 1000 penduduk untuk semua golongan umur dan 60 % kejadian gastroenteritis tersebut terjadi pada balita yang sebagian mengakibatkan kematian.
Penyakit gastroenteritis merupakan salah satu masalah di Indonesia karena sering menimbulkan wabah. Data Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa angka kejadian gastroenteritis untuk umur anak 230-342 penderita per 1000 penduduk setiap tahunnya, sedangkan angka kematian mencapai 4 per 1000 anak.
untuk mengetahui selngkapnya silahkan klik link di bawah ini, link terbagi menjadi 5 pada tiap-tiap bab.
  1. KTI ANAK GASTRO BAB I
  2. KTI ANAK GASTRO BAB II 
  3. KTI ANAK GASTRO BAB III
  4. KTI ANAK GASTRO IV
  5. KTI ANAK GASTRO BAB V
  6. PATHWAY

 

©2009 HUDENIZIA BLOG | Template Blue by TNB