Askep anak dengan Typoid

|


BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A.     LATAR BELAKANG

Berdasarkan berita Tempo Interaktif 03 Pebruari 2005 di Rumah sakit Roemani Semarang sejak Januari tercatat 95 (sembilan puluh lima) pasien anak rawat inap. Urutan kedua penyakit yang diderita di bangsal anak adalah typhus, yaitu hingga tercatat 8 (delapan) pasien sedangkan bulan Januari lalu tercatat 38 (tiga puluh delapan) pasien.
Menurut Dewi Hidayati, Kepala Ruang Anak di Rumah Sakit Roemani, kebanyakan pasien anak rawat inap salah satunya dipengaruhi oleh faktor kebersihan lingkungan yang kurang mendukung, antara lain melalui fekal-oral, makanan-minuman yang terkontaminasi kuman salmonella typhosa  sehingga mengakibatkan terjangkitnya penyakit typhoid. (http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2005/02/03brk)
Gejala demam tifoid pada anak bervariasi, namun secara garis besar terdiri dari demam satu minggu atau lebih, terdapat gangguan saluran pencernaan. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada umumnya, seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, diare/konstipasi. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan yang meningkat.
Pada minggu kedua tanda klinis menjadi makin jelas, berupa demam remiten, lidah tifoid, pembesaran hati dan limpa, perut kembung bisa disertai gangguan kesadaran dari ringan sampai berat. (Ranuh, Hariyono dan Soeyitno, dkk. Buku Imunisasi Di Indonesia, edisi pertama. Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta. 2001).



Masa inkubasi demam tifoid berlangsung selama 7-14 hari (bervariasi antara 3-60 hari) bergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan. Setelah masa inkubasi penderita mulai menunjukkan gejala klinis. Onset penyakit berjalan secara perlahan tetapi bisa juga timbul secara tiba-tiba. Demam makin lama makin tinggi tetapi bisa juga remiten atau menetap. Pada awalnya suhu meningkat secara bertahap menyerupai anak tangga selama 2-7 hari, lebih tinggi pada sore dan malam hari. Akan tetapi demam bisa pula mendadak tinggi.
Setelah suhu mencapai sekitar 400C kemudian akan menetap selama minggu kedua, mulai menurun tajam pada minggu ketiga dan mencapai normal kembali pada minggu keempat. (Soegeng Soegijanto. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan Penatalaksanaan. Salemba Medika. Jakarta. 2002).

Selengkapnya klik link berikut Download

Askep anak dengan Trauma Kepala

|


BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Trauma kepala meliputi trauma kepala, tengkorak dan otak. Trauma kepala paling sering terjadi dan merupakan penyakit neurologis yang serius diantara penyakit neurlogis lainnya serta mempunyai proporsi epidemik sebagai hasil kecelakaan jalan raya.
            Lebih dari setengah dari semua pasien dengan trauma kepala berat mempunyai signifikansi terhadap cedera bagian tubuh lainnya. Adanya shock hipovolemik pada pasien trauma kepala biasanya karena adanya cedera bagian tubuh lainnya.
            Resiko utama pasien yang mengalami trauma kepala adalah kerusakan otak akibat perdarahan atau pembengkakan otak sebagai respon terhadap cedera dan menyebabkan peningkatan tekanan intra cranial (PTIK).
Selengkapnya silahkan klik link berikut Download

Askep anak dengan Fraktur

|


BAB  I
PENDAHULUAN

            Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dari tenaga tersebut, keadaan tulang dan jaringan lunak disekitar tulang menentukan apakah fraktur itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.
Cedera pada salah satu bagian sistem muskuloskeletal biasanya menyebabkan cedera atau disfungsi struktur di sekitarnya dan struktur yang dilindungi atau disangganya. Bila tulang patah, otot tak bisa berfungsi, bila saraf tak dapat menghantar impulse ke otot, seperti pada paralysis, tulang tak dapat bergerak, bila permukaan sendi tak dapat berartikulasi dengan normal baik tulang maupun otot tak dapat berfungsi dengan baik. Jadi meskipun fraktur secara primer hanya mengenai tulang, namun juga mengakibatkan cedera pada otot, pembuluh darah, dan saraf di sekitar daerah fraktur. 

Selengkapnya silahkan klik link Download

Askep anak dengan Thalasemia

|


A.     Definisi
Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitikdimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam pembluh darah sehingga umur erirosit menjadi pendek ( kurang dari 100 hari ).
Thalasemia merupakan penyakit anemua hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif, secara molekuler dibedakan menjadi thalasemia alfa dan beta, sedangkan secara klinis dibedakan menjadi thalasemia mayor dan minor ( Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran, 2000 : 497 )

Selengkapnya silahkan klik link berikut Download

 

©2009 HUDENIZIA BLOG | Template Blue by TNB