Askep anak dengan Malnutrisi

|


BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Kekurangan gizi atau malnutrisi masih menjadi permasalahan utama pada balita. Padahal asupan gizi merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap pembentukan otak balita dan menentukan tingkat kecerdasan. Terhambatnya perkembangan otak balita tidak dapat terkejar kembali sampai dengan usia tertentu.
Pada survey data Badan Pusat Statistik, di Surabaya saja pada tahun 1999 terdapat sekitar 10.723 bayi berstatus kurang gizi. Jumlah itu meningkat menjadi 13.005 bayi pada tahun berikutnya.
Tingginya angkakurang gizi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi perekonomian yang tidak memungkinkan orang tua untuk memberiakn makanan bergizi tinggi kepada putra-putrinya. Faktor lainnya adalah rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan mengenai pentingnya asupan gizi memadai selama anak masih dalam proses tumbuh kembang.
Sebensrnya, kebutuhan bayi akan gizi dimulai sejak masih berada dalam kandungan. Pada trisemester pertama kehamilan ibu adalah saat yang paling rawan, karena pada periode itu sedang terjadi proses pembentukan organ tubuh janin.
Hal tersebut menyita banyak energi dan jiak ibu yang mengandung tidak menyuplaigizi dari luar, maka besar kemungkinan bayi lahir dengan berat badan kurang atau mengalami kecacatan. Hal lain adalah jika ibu mengalami penyakit hipertensi , infeksi, dan kekurangan oksigen yang akan menghambat pemberian nutrisi pada janin. Idealnya bayi lahir dengan berat badan antara 2,5-3,5 kg.
Saat bayi berada di luar kandungan masa-masa rawan adalah ketika bayi berusia 8-9 bulan. Pada usia itu bayi sudah mulai bisa bermain dan biasanya menimbulkan kesulitan pada waktu pemberian makanan. Saat demikian , tidak baik jika anak dipaksa makan karena anak menjadi trauma, dan kedepannya menjadi takut atau terpaksa saat makan .
Permasalahan malnutrisi akan berpengaruh besar teutama pada perkembangan otak bayi. Pertumbuhan otak fase sangat cepat adalah pada waktu bayi usia 0-6 bulan. Kemudian berlanjut dengan fase otak cepat yaitu pada usia 6 bulan–2 tahun dan fase pertumbuhan otak lambat pada usia 2-5 tahun. Jika asupan gizi pada bayi di bawah usia 2 tahun kurang, maka akan terjadi gangguan saraf otak serta fungsi tubuh lain. Selain itu, pertumbuhan otak bayi tidak dapat dikejar di luar usia pertumbuhan tersebut. Oleh karena itu pemberian gizi yang cukup sangat penting pada usia itu dan tidak bisa ditunda.
Selengkapnya silahkan klik link Download

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009 HUDENIZIA BLOG | Template Blue by TNB