KTI KEBIDANAN : Adakah hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri tentang menstruasi dengan perilaku kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di

|


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan munculnya berbagai kesempatan dan seringkali menghadapi resiko-resiko kesehatan reproduksi. Kebutuhan akan peningkatan pelayanan kesehatan dan sosial terhadap remaja semakin menjadi perhatian di seluruh penjuru dunia. Dalam peningkatan pelayanan kesehatan dan sosial terhadap remaja Perlu adanya pembinaan kesehatan reproduksi remaja dimana bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan prilaku hidup sehat bagi remaja, untuk  mengatasi masalah yang ada. Pengetahuan yang memadahi dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, diharapkan para remaja mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi sehat (Widyastuti, 2009).
1
 
Dalam masyarakat kita sering menemukan berbagai pandangan, pendapat, persepsi, dan kepercayaan tentang suatu hal yang dipercaya oleh masyarakat karena dianggap benar, padahal belum tentu benar. Pandangan yang sering muncul dan berkembang dalam masyarakat karena beberapa hal, yaitu penyampaian informasi yang kurang tepat atau kurang lengkap, penyampaian informasi terlalu berlebihan sehingga menimbulkan sikap diskriminasi dikalangan remaja atau masyarakat terhadap berbagai masalah, salah satu diantaranya mengenai masalah menstruasi. Salah satu mitos yang sering terdengar diantaranya adalah bahwa remaja yang sedang menstruasi dianggap kotor dan sakit. Sebenarnya, menstrusi tidak membuat remaja perempuan menjadi kotor dan sakit. Namun memang benar jika sedang haid remaja putri harus menjaga kebersihan, seperti mengganti pembalut (Hafsah, 2004).
Menurut penelitian hasil dari partisipan dari 23 negara sepertiga responden mengatakan  mereka tidak diberitahu tentang haid sebelumnya, sehingga tidak siap dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya sampai menjalani haid berikutnya karena tidak ada kesiapan dari awal haid/menarche termasuk untuk menjaga kebersihan Dari survei tersebut, para wanita itu mengatakan mereka yang tidak pernah tahu masalah haid, tidak mengerti cara menjaga kebersihan alat kelamin pada saat haid (Diaz, 2006).
Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan. Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi. Oleh karena itu kebersihan daerah genetalia harus lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi dengan adanya keluhan yang dirasakan pada saat menstruasi adalah rasa gatal yang disebabkan oleh jamur kandida yang akan subur tumbuhnya pada saat haid.
Salah satu cara tindakan untuk menjaga kebersihan vagina saat menstruasi, yang perlu kita lakukan adalah mengganti pembalut sekitar empat sampai lima kali dalam sehari dan secara teratur membasuh bagian di antara vulva (bibir vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut (mild) setiap habis buang air kecil, buang air besar, dan ketika mandi. Yang penting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar vulva di luar vagina sedangkan dampak yang terjadi jika kebersihan vagina tidak terjaga akan memungkinkan terjadinya infeksi vagina dan vaginitis yaitu peradangan pada vagina yang terjadi karena perubahan keseimbangan normal bakteri yang hidup disana. Tanda atau gejala paling umum adalah munculnya cairan yang berwarna putih keruh keabuan dan berbusa serta menimbulkan bau kurang sedap, jika mengalami kejadian seperti ini, jangan segan-segan segera hubungi dokter untuk periksa (Putra, 2008).
Perawatan kesehatan dan kebersihan adalah hal yang banyak dibicarakan dalam masyarakat. Biasanya hal ini diajarkan oleh orangtua kita sejak kita masih kecil. Tetapi, karena orangtua sering kali tidak merasa nyaman membicarakan masalah seksual, biasanya masalah kesehatan dan kebersihan yang dibicarakan hanya menyangkut hal yang umum saja, sedangkan urusan kesehatan organ seksual jarang kita dapatkan dari mereka, Lebih lanjut dr. Inong menekankan agar para orang tua berusaha mendekati putra-putrinya sebagai teman, Orang tua harus pandai dan bijak dalam menanamkan nilai-nilai agama, pengetahuan dan menyampaikan informasi pendidikan seksual kepada anak-anaknya. Sebab penderita penyakit seksual sekarang ini bukan hanya orang dewasa saja, namun anak-anak pun sudah mulai menjadi korban. Kita harus mengajarkan cara-cara menjaga kebersihan daerah intim sejak dini kepada anak-anak kita terutama untuk yang wanita (Nazwar, 2007).
Selengkapnya silahkan klik link berikut download

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009 HUDENIZIA BLOG | Template Blue by TNB